Kisah Singkat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Nama Asli Abu Baka Ash-Shiddiq R.A.

Nama asli dari Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a adalah Abdullah bin Usman bin Amir at-Taimi al-Qurasyi. Ayahnya bernama Utsman bin Amir, dikenal dengan panggilan Abu Quhafah. Ibunya bernama Salma binti Shakher bin Amir at-Taimiyah, dikenal dengan panggilan Ummu al-Khair.

Abu Bakar r.a. bertubuh kurus dan berkulit putih.Akhlaknya sangat mulia, pemberani, teguh pendirian, mempunyai pandangan yang tepat di saat-saat genting. Abu Bakar r.a. sangat suka menolong sesama, penyabar, sangat ahli di bidang sejarah dan memahami garis keturunan orang-orang Arab.

Abu Bakar ash-Shiddiq R.A. Masuk Islam

Ketika Rasulullah SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengajak manusia memeluk agama Islam, Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. adalah pemuda pertama yang masuk Islam. Ketika masuk Islam, Abu Bakar r.a. memiliki empat puluh ribbu dirham (40.000)/ Uang tersebut semuanya beliau infakkan di jalan Allah SWT. Beliau juga memerdekakan budak, diantaranya Bilal bin Rabah r.a.

Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq R.A.

Abu Bakar r.a. selalu menemani Rasulullah SAW siang dan malam. Ketika hijah ke Madinah, Abu Bakar r.a. menemani beliau SAW sepanjang perjalanan. Menemani Rasulullah SAW saat berada di gua Hira. Ketika berjalan di siang hari yang udaranya sangat menyengat, Abu Bakar r.a. mencari tempat berteduh. Kemudian dilihatnya batu besar, lalu di gelarnya tikar untuk Rasulullah SAW beristirahat. Ia melihat-lihat sekeliling untuk berjaga-jaga apakah ada seseorang yang ingin mencelakai Rasulullah SAW.

Seorang sahabat bernama Abdullah bin Umar r.a. pernah berkata: “Di masa Rasulullah SAW, kami membandingkan-bandingkan para sahabat. Kami memilih Abu Bakar r.a. sebagai umat Rasulullah SAW yang terbaik, setelah itu Umar bin Khaththab r.a., kemudian Utsman bin Affan r.a. Seseorang bernama Muhammad bin al-anifiyah bertanya kepada ayahnya: “Siapa manusia terbaik setelah Rasulullah SAW? Ayahnya menjawab: ‘Abu Bakar r.a.” Aku bertanya lagi: setelah itu siapa? Ayahnya menjawab: ‘Umar r.a.”

Abu Bakar ash-Shiddiq R.A. Dimata Rasulullah SAW

Rasulullah SAW bersabda: “Mansia yang paling banyak berkorban untukku adalah Abu Bakar r.a. Seandainya aku diperbolehkan untuk mengambil kekasih selaih Allah, sungguh aku akan jadikan Abu Bakar r.a. sebagai kekasihku, namun cukuplah dia sebagai saurara seiman, dan kasih sayang padanya”. Suatu ketika, seorang wanita datang menemui Rasulullah r.a., lalu beliau SAW menyuruhnya pulang. Perempaun itu berkata: ” Bagaimana jika aku kembali lalu engkau tidak ada?” Rasulullah SAW menjawab: “Temuilah Abu Bakar r.a.”

Abu Bakar ash-Shiddiq R.A. Penghuni Surga

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa menafkahkan benda apapun di jalan Allah, ia akan dipanggil melalui pintu-pintu Surga. Jika ia rajin Shalat, ia akan di panggil melalui pintu Shalat, jika rajin berjihad di jalan Allah, ia di panggil melalui pintu jihat, rajin sedekah, ia di panggil melalui pintu sedekah, rajin berpuasa, ia di panggil melalui pintu ar-Rayyan.” Abu Bakar r.a. bertanya: “Apa ada yang di panggil melalui semua pintu, wahai Rasulullah?” Beliau SAW menjawab: “Ya da aku berharap semoga kamu wahau Abu Bakar salah satunya.”

Seorang sahabat bernama Abu Musa al-Asy’ari r.a. bercerita: “Suatu hari, aku menjaga pintu Rasulullah SAW, lalu Abu Bakar r.a. datang hendak membuka pintu. Aku berkata: “Siapat itu?” Abu Bakar r.a. menawab: “Saya, Abu Bakar.”

Abu Musa r.a. berkata: “tunggu sebentar, saya meminta izin dahulu kepada Rasulullah.” Setelah Rasulullah r.a. diberi tahu bahwa Abu Bakar r.a. datang, belia SAW berkata: “Izinkan dia masuk, dan sampaikan kabar gembira kepadanya bahwa dia masuk Surga.”

Jasa-Jasa Abu Bakar ash-Shiddiq R.A.

Banyak tokoh-tokoh sahabat masuk Islam melalui Abu Bakar r.a. seperti: Utsman bin Affan, Zbair bin Awwan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Waqqash, dan Thalhah bin ubaidillah r.a. Abu Bakar r.a. juga memerdekakan sejumlah budak yang disiksa karena masuk islam, seperti: Bilal, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubais, Zinnirah an-Nahdiyah dan putrinya r.a, serta budak wanita milik Bani Muammal.

Abu Bakar r.a. senantiasa meenemani Rasulullah SAW dalam segala kondisi, membela Rasulullah SAW dengan harta dan jiwanya. Abu Bakar r.a. ikut serta dalam semua peperangan Rasulullah SAW, seperti perang Badar, Uhud, Khandak, Khaibar, Hunain, dan peristiwa-peristiwa besar lainnya. Abu Bakar r.a. juga ikut serta dalam menaklukkan kembali kota Makkah pada tahun ke-8 H.

Ketika Rasulullah SAW sakit, beliau memerintahkan Abu Bakar r.a. untuk menjadi imam Shalat menggantikan beliau selama beberapa hari. Suatu hari, Rasulullah SAW keluar dari rumahnya, lalu shalat di belakang Abu Bakar r.a. Pada hari Senin, ketika Abu Bakar r.a. menjadi imam shalat Subuh, Rasulullah SAW melihat mereka sebagai bentuk perpisahan dengan tatapan mata yang hampir membuat para sahabat tergoda dalam shalat. Ini merujapan tanda bahwa Abu Bakar r.a. sebagai pengganti Rasulullah SAW.

Kematian Rasulullah SAW

Pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul AWWAl, Rasulullah SAW meninggal dunia. Abu Bakar r.a. datang dan masuk ke kamar Rasulullah SAW, lalu mengucapkan Innalilahi wa inna’ilaihi raji’un. Kemdian Abu Bakar r.a. mencium dahi Rasulullah SAW dan berkata: “Duhai nabiku.” Abu Bakar r.a. mencium dahi Rasulullah SAW lagi dan berkata “Duhai orang dekatku.” Lalu Abu Bakar SAW mencum dahi Rasulullah SAW lagi kemudian berkata: “Duhai kekasihku” Rasulullah SAW telah tiada.

Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. Menjadi Khalifah

Setelah Rasulullah SAW dimakamkan, Umar bi Khaththab r.a. menjelaskan kepada seluruh sahabat bahwa Rasulullah SAW telah memilih Abu Bakar r.a., sahabat terbaik Rasulullah SAW, untuk menjadi pemimpin umat Islam. Para sahabat pun mengangkat Abu Bakar r.a. sebagai khalifah dan pemimpin umat Islam setelah Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib r.a. datang terlambat. Dia pun akhirnya mengangkat Abu Bakar r.a. Abu Bakar r.a. adalah khalifah pertama dalam Islam.

Setelah Abu Bakar r.a. diangkat menjadi khalifah, beliau menaiki mimbar lalu berceramah yang isinya:

“Wahai saudara-saudara sekalian, aku ditunjuk untuk memimpin kalian. Jika aku berbuat baik bantulah aku, namun jika aku berlaku buruk, luruskanlah aku. Kejujujan adalah amanah dan dusta adalah pengkhianatan. Aku hanyalah pengikut sunah Rasul dan bukan pembuat hal baru. Karena itu aku berlaku lurus, ikutlah aku dan jika aku menyimpang, luruskanlah aku”

Pada saat itu, Fatimah r.a., putri Rasulullah SAW dan istri  Ali bin Abi Thalib r.a. sedang sakit, Abu Bakar r.a. menjnguknya dan meminta kepada Fatimah r.a. jika terdapat kesalahan-kesalahan pada dirinya. Abu Bakar r.a. berkata: “Demi Allah, tidaklah aku meninggalkan kampung halaman, seluruh harta, keluarga dan kerabat, melainkan demi mencari ridha Allah, ridha rasul-Nya dan ridha kalian”. Fatimah r.a. pun memaafkan Aku Bakar r.a.

Kejadian Rasulullah SAW Wafat

Kabar meninggalnya Rasulullah SAW langsung tersebar ke seluruh kabilah-kabilah Arab. Ketika mereka mendengarnya, banyak di antara mereka keluar dari Islam. Sebagian mereka yang masih Islam tidak lagi melaksanakan shalat Jum’at, dan tidak mau membayar zakat. Mereka menganggap bahwa Islam itu ada hanya di masa Rasulullah SAW saja.

Pasukan Usamah

Sebelum Rasulullah SAW wafat, beliau mengirim pasukan perang ke negara Syam untuk memerangi kaum Romawi. Beliau menunjuk seorang pemuda bernama Usamah bin Zaid r.a. menjadi panglima perang. Pasukan inipun pergi. Di tengah perjalanan mereka mendengar kabar wafanya Rasulullah SAW. Setelah Abu Bakar r.a. diangkat jadi khalifah, beilau tetap memerintahkan Usamah r.a. untuk melanjutkan perjalanan menuju Syam, memerangi kaum Ramawi.

Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. Memerangi Kaum Murtad

Setelah Abu Bakar r.a. dilantik menjadi khalifah, beliau menghadapi cobaan yang sangat besar berupa banyaknya suku-suku Arab keluar dari Islam. Abu Bakar r.a. tetap dengan keimanan yang sangat kuat. Beliau ingin menegakkan Islam seperti masa Rasulullah SAW. Abu Bakar r.a. mengajak kembali suku-suku yang murtad untuk kembali ke Islam, di antara mereka ada yang kembali Islam, dan ada yang tetap murtad. Abu Bakar r.a. pun memerangi dan membunuh mereka yang murtad.

Pada tahun ke-11 Hijriah, bulan Jumadil Akhir, Abu Bakar r.a. bersama penduduk Madinah dan para pemimpin suku bergerak menunju orang-orang Arab badui di sekitar Madinah yang telah murtad dan mereka berusaha menyerang kota Madinah. Matahari belum juga terbit, namun pasukan musuh sudah melarika diri ke daerha Dzul  Qashshah. Inilah kemenangan pertama Abu Bakar r.a.

Abu Bakar r.a. mengajak kaum murtad tersebut sampai ke daerah Dzul Qashshah. Sebuah daerah yang dekat dengan kota Madinah. Sesampaianya di sana Ali bin Abi Thalib r.a. meminta Abbu Bakar r.a. untuk kembali ke Madinah dan menunjuk panglima perang. Akhirnya Abu Bakar r.a. menunjuk Khalid bin Walid r.a. memimpim pasukan memerangi kaum murtad di Dzul Qashshah dan daerah-daerah lainnya.

Khalid bin Walid r.a. menerima perintah Abu Bakar r.a. untuk memerangi orang-orang yang murtad. Dari Dzul Qashshah, Khalid r.a. pergi ke daerah-daerah lain untuk memerangi kaum murtad yang pimpm komandannya bernama Thulaihah al-Asadi. Khalid r.a. memerangi Thulaihah di daerah Buzakhah. Khalid r.a. berhasil membunuh dan mengalahkan pasukan Thulaihah, tetap Thulaihah berhasil kabur dengan istrinya ke negara Syam. Akhirnya, Thulaihah bertaubat dan masuk Islam kembali, tetapi dia malu menemui Abu Bakar r.a.

Memerangi Yang Tidak Membayar Zakat

Abu Bakar r.a. memang sosok yang sangat tegar dan gigih dalam menegakkan Islam dan ajaran Rasulullah SAW. Selain banyak suku-suku yang murtad, banyak pula orang-orang Islam yang tidak mau membayar zakat. Mereka beralasan bahwa zakat itu hanya diberikan kepada Rasulullah SAW saja, sedang Rasulullah SAW telah wafat. Abu Bakar r.a. mengatakan: “Sungguh saya akan memerangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Abu Bakar r.a. memerangi orang yang tidak mau membayar Zakat.”

Nabi Palsu di Yaman

Beberapa hari sebelum Rasulullah SAW meninggal dunia, di negara Yaman terdapat seseorang yang dikenal dengan julukan Aswad al-Ansi mengaku sebagai nabi. Nama aslinya Ablah bin Kaeb. Aswad mengaku dirinya sebagai nabi dan banyak penduduk Yaman yang menjadi pengikutnya. Mereka berjumlah 700 orang. Mereka menyerang dan berusaha membunuh para sahabat nabi yang sedang berada di Yaman.

Rasulullah SAW mendengar berita munculnya nabi palsu tersebut. Kemudian Beliau mengirim surat kepada Muadz bin Jabal r.a. yang sedang bertugas di sana untuk membunuh Aswad. Para sahabat yang berada di sana menggalan kekuatan untuk membunuh Aswad. Tidak lama setelah itu terdengar kabar Rasulullah SAW wafat dan abu Bakar r.a. diangkat jadi khalifah, banyak penduduk Yaman yang murtad karena imam mereka masih lemah.

Para sahabat tetap ingin melaksanakan perintah Rasulullah SAW dan Abu Bakar r.a. mendukung mereka. Bahkan Abu Bakar r.a. memerintahkan mereka membunuh penduduk Yaman yang murtad. Akhirnya para sahabat dengan kekuatan yang mereka kumpulkan berhasil membunuh nabi palsu, Aswad al-Ansi.

Abu Bakar r.a. dan semua sahabat sangat bergembira atas terbunuhnya nabi palsu tersebut. Kemudian beliau memberikan semangat kepada para sahabat yang tinggal di Yaman untuk meemberikan bantuan dalam rangka membunuh orang-orang murtad. Para sahabat pun mengejar dan membunuh orang-orang murtad tersebut karena mereka juga ingin membunuh umat Islam.

Nabi Palsu di Yamamah

Di daerah Yamamah muncul nabi palsu. Dia bernama Musailamah bin Habib dan dijuluki al-Kadzab (pembohong) karena mengaku sebagai nabi. Abu Bakar r.a mengutus Ikhrimah bin Abu Jahal dan Syurahbil bin Hasanah r.a. untuk membunuh Musailamah al-Kadzab, tetapi Ikrimah r.a. kalah. Lalu Abu Bakar r.a. mengirim Khalid bin Walid r.a. ke Yamamah dan berhasil mengalahkan dan membunuh Musailamah.

Penduduk Bahrain Murtad

di kota Bahrain beberapa orang murtad. Abu Bakar r.a. pun mengutus sahabat al-Ala’ bin al-Hadrami r.a. untuk menumpas orang-orang murtad di Bahrain. Di tengah perjalan, al-Ala’ r.a. beremu dengan penduduk Yamamah yang telah masuk Islam. Mereka pun ikut bergabung dengan al-Ala’ r.a. hingga akhirnya berhasil mengalahkan kaum murtad itu.

Penduduk Omam Murtad

Di kota Oman juga muncul beberapa orang yang murtad, lalu Abu Bakar r.a. mengutus pasukan dengan komandan Hudzaif bin Mihshah r.a. Di perjalanan menuju Oman, Hudzaifah r.a. bertemu dnegan pasukan Ikrimah bin Abu Jahal r.a. Dia pun ikut bergabung dengan Hudzaifah r.a. Pertempuran pun terjadi antara umat Islam dengan kaum murtad, tetapi mereka berhasil dibunuh dan dikalahkan.

Dakwah ke Irak, India, dan Syam.

Setelah Halid bin Walid r.a. pulang dari Yamamah, Abu Bakar r.a. memerintahkannya untuk menyebarkan Islam ke Irak dan India. Abu Bakar r.a. menyuruh Khalid r.a. untuk mengajak mereka masuk Islam. Jika mereka melawan, jihad pun harus dilakukan. Abu Bakar r.a. juga berkeinginan untuk menyebarkan Islam ke Syam. Beliau pun mengumpulkan para sahabat, seperti Yazid bin Abu Sufyan, Abu Ubaidah bin Jarrah, Syurahbil bin Hasanah, Amer bin Ash, dan Muawiyah bin Abi Sufyan r.a. Abu Bakar r.a. menugaskan mereka untuk menegakkan kalimat tauhid di negara Syam.

Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. Wafat

Abu Bakar r.a. telah menegakkan Islam dan menyebarkan Islam. Pada hari Senin setelah Maghrib, tanggal 8 Jumadhil Akhir tahun 13 H, Abu Bakar r.a. meninggal dunia dalam usia 63 tahun, setelah sakit selama 15 hari. Umar bin Khaththab r.a. bertindak sebagai imam pada waktu Shalat jenazah Abu Bakar r.a.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *